PENDAHULUAN
1.1 SISTEM OPERASISistem Operasi (SO, atau dalam bahasa Inggris: Operating System atau OS) adalah suatu software sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen hardware serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program- program pengolah kata dan browser web.Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "Kernel" suatu Sistem Operasi. istilah Sistem Operasi sering ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem komputer sebelum aplikasi-aplikasi software terinstall.Gambar 1.1 Letak sistem operasi pada sistem
1. Keluarga Microsoft Windows - yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment (versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista dan Winndows Seven yang baru di rilis)).
2. Mac OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa disebut Mac atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.5 (Snow Leopard). Sedangkan komputer Mainframe, dan Super komputer menggunakan banyak sekali sistem operasi yang berbeda-beda, umumnya merupakan turunan dari sistem operasi UNIX yang dikembangkan oleh vendor seperti IBM AIX, HP/UX, dll.
3. Keluarga Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX, keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis Kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.
Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas. Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, namun sayangnya elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum selesai, pada saat itulah (1991) Linus Torvalds mengumumkan telah membuat sebuah kernel yang dibuat berdasarkan Unix yang diberi nama Linux, hal ini tentunya sebuah kebetulan dimana pada waktu itu proyek GNU membutuhkan Kernel (belum memiliki kernel ) , hal ini dapat dilihat dari pernyataan Linus Torvalds yang pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan memutuskan untuk menulis versinya sendiri.
Gambar 1.2 Richard M Stallman (RMS) sang Maestro yang bersahaja
Gambar 1.3 Linus Torvalds
Sekarang ini Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam sampai superkomputer, dan telah mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer. Pengembangan kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds, sementara Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu, banyak individu dan perusahaan yang mengembangkan komponen non-GNU. Komunitas Linux menggabungkan dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-GNU dengan perangkat lunak manajemen paket dalam bentuk distribusi Linux.
Proyek-proyek perangkat lunak bebas, walaupun dikembangkan dalam bentuk kolaborasi, sering dirilis secara terpisah. Akan tetapi, dikarenakan lisensi-lisensi perangkat lunak bebas secara eksplisit mengijinkan distribusi ulang, terdapat proyek-proyek yang bertujuan untuk mengumpulkan perangkat lunak-perangkat lunak tersebut dan menjadikannya tersedia dalam waktu bersamaan dalam suatu bentuk yang dinamakan distribusi Linux.
1. Kumpulkan semua paket yang dibutuhkan, mulai dari kernel, file sistem hingga paket yang ingin diikutsertakan;
2. Buat folder yang statik, sebagai tempat pembuatan LFS, kemudian lakukan kompilasi terhadap paket sistem LFS dengan bantuan dari paket sistem yang lama;
3. Setelah proses kompilasi dan instalasi selesai maka dibuat agar LFS dapat melakukan booting, gunakan vitual environment, LFS membangun sistemnya yang akan membantu proses kustomisasi dan kecepatan loading distro karena telah disesuaikan dengan platform dimana distro akan ditempatkan. Proses ini berjalan dengan memindahkan semua library yang terdapat dalam satu file diposisikan pada setiap file dengan fungsinya masing-masing. Sehingga setiap paket akan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan library yang ada, tetapi apabila dilakukan proses update maka file yang melakukan perubahan adalah keseluruhan sistem. Karena proses kompilasi sehingga paket yang ada dapat berdiri sendiri merupakan bagian dari proses pembangunan sistem LFS. Perubahan tersebut akan menambah waktu pembuatan yang pada dasarnya dapat dimanfaatkan guna mengoptimalkan paket aplikasi yang ada.
Tak jarang distro yang awalnya dikembangkan dari remaster menjadi terkenal dan kepopulerannya melebihi distro yang dijadikan basis pembuaatannya.
Distribusi Linux dari waktu ke waktu bertambah bukan hanya dari segi kuantitas tetapi mulai merambah kepada kualitas. Berbagai bentuk tampilan desktop hingga manajemen paket lebih disempurnakan bahkan melahirkan banyak teknologi yang dahulu tak terpikirkan dan salaing mengklaim sebagai yang terbaik.
Gambar 1.5 Slackware dan beberapa distribusi turunannya
Ditahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek. Dalam tahun yang sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan standar dasar komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk organisasi "Software in Public Interest" untuk menaungi debian secara legal dan hukum. Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop tahunan "debconf". Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode "Etch". Rilis versi terbaru Debian, 2009, diberi nama kode "Lenny".
Gambar 1.6 Debian dan beberapa distribusi turunannya
Gambar 1.7 RedHat dan beberapa distribusi turunann
SUSE , sebelumnya bernama SUSE Linux dan SuSE Linux Professional, adalah salah satu distro Linux dari perusahaan Novell, atau lebih tepat dari anak perusahaannya Suse Linux GmbH (Software- und System-Entwicklungsgesellschaft mbH, Nürnberg yang berarti pengembangan -perangkat lunak dan -sistem). SUSE Linux awalnya merupakan distro Slackware terjemahan bahasa Jerman.
Pada bulan April 2005 Mandrakesoft mengakuisisi Conectiva, sebuah perusahaan Brasil yang menghasilkan distribusi linux berbahasa Portugis (Brasil) dan Spanyol di Amerika Latin. Akibat akuisisi ini dan sengketa hukum dengan Hearst Corporation, Mandrakesoft mengumumkan nama perusahaan menjadi Mandriva, dan bahwa Mandriva Linux akan menjadi nama baru bagi produk-produknya.
Gentoo Linux adalah salah satu distribusi Linux yang memakai paket sistem yang ber- beda dalam hal ini tidak memakai manajemen milik Debian yang menggunakan paket .deb, RedHa yang menggunakan paket .rpm atau milik Slackware tetapi menggunakan paket Portage. Manajemen paket ini dirancang untuk modular (mudah ditambah-tambah), porta- bel (dapat di port ke distro lain), mudah ditata, fleksibel, dan dioptimalkan untuk masing- masing komputer pengguna. Paket-paketnya biasanya dibangun dari kode sumber (source), walaupun untuk kenyamanan, sebagian besar paket perangkat lunak juga tersedia dalam bentuk binari. Nama proyek pengembangan dan produknya diambil dari jenis penguin bernama Gentoo.
MENGENAL REMASTERING
2.1 REMASTERINGIstilah Remastering sendiri sebenarnya adalah proses membuat master baru untuk sebuah album,film, atau ciptaan lainnya dari hasil cipta yang sebelumnya sudah ada. seperti pada proses memindahkan rekaman musik yang berasal dari media analog menjadi rekaman digital (hal ini lebih dikenal pada industri musik dan film), namun seiring dengan waktu istilah remaster tidak saja menjadi milik industri film dan musik, seperti halnya penggunaan istilah Virus Biologis pada bidang medis dan penggunaan istilah Virus Komputer pada industri software. Penggunaan istilah remaster pada linux sendiri mulai dipopulerkan oleh Klaus Knopper sang pencipta Distro Linux LiveCD-Knoppix yang mana Knoppix sendiri merupakan hasil remaster dari Debian.
Gambar 2.1 Lambang Knoppix Distro Live
Salah satu dari sistem operasi tersebut yang dapat diremaster secara bebas tanpa terikat akan license atau diwajibkan membayar adalah sistem operasi yang menggunakan Kernel Linux dalam hal ini Slackware, Debian, Ubuntu, dll. Malah dalam banyak hal kita dapat dengan mudah meremaster sebuah distribusi GNU/Linux dibandingkan sistem operasi laiinya hal ini dikarenakan tersedianya software bantu dan dokumentasi yang dapat diperoleh secara bebas seperti buku ini :D .
Gambar 2.2 N-lite Software Slipstream Windows XP/2K3
Gambar 2.3 Remastersys GUI
Gambar 2.4 Reconstructor GUI
UCK merupakan kumpulan script yang dibuat untuk memodifikasi ISO image Ubuntu dan turunan nya, secara mudah UCK bisa disebut juga sebagai otomatisasi dari tools-tools (squash,mkisofs,dkk) remaster yang biasanya digunakan untuk memodifikasi Ubuntu image secara manual.
Gambar 2.5 UCK wizard
LiveScript merupakan sekumpulan shell script yang dibuat untuk membuat sebuah distribusi Linux Live dari sistem linux yang terinstall/berjalan pada sistem, Linux Live Script sendiri biasanya digunakan pada Distribusi Slackware dan turunanya.
Gambar 2.6 Linux live script
Revisor adalah tools dari distro Fedora untuk melakukan remaster distro Fedora. Dengan menggunakan Revisor maka kita cukup megubah paket-paket RPM. kita tidak perlu direpotkan dengan mengedit source anaconda lagi seperti cara manual meremaster Distro Linux Fedora.
Gambar 2.7 Revisor tools remastering dari fedora
MkliveCd adalah sekumpulan script yang digunakan untuk melakukan backup sistem (remaster) sistem operasi yang telah terinstall pada sistem mirip dengan remastersys pada distro berbasis Debian, Script ini biasanya digunakan untuk membuat linux live berbasis Mandriva seperti pada PCLinuxOS dan Unity Linux. Dimana kedua distro turunana mandriva tersebut memang dirancang untuk memberikan kemudahan dalam memodifikasi distro yang sudah ada.
Gambar 2.8 Mklivecd pada Distribusi Unity ( Berbasis Mandriva )
Remastering dengan Remastersys
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana meremaster Distribusi Linux Ubuntu 10.04 Lucid Lynx menjadi Ditribusi baru. Disini saya berasumsi bahwa PC yang akan dijadikan tempat proses pengembangan distro belum mempunyai sistem operasi Linux . Berikut adalah langkah-langkah yang harus diselesaikan.
Persiapan hardware disini sangat menentukan sekali terutama dalam masalah ruang kosong harddisk, dimana dalam proses remastering sendiri akan membutuhkan ruang kosong yang lumayan besar saya anjurkan di harddisk memiliki ruang kosong minimal 5GB dan direkomendasikan 10GB, makin besar ruang kosong yang tersedia makin baik. Untuk spesifikasi lainnya adalah Spesifikasi Processor dan besar RAM kedua hal ini akan berdampak ketika nanti kita melakukan compress pada file sistem (squashfs).
Pada bagian ini yang dibutuhkan adalah media instalasi dari Ubuntu 10.04. lucid lynx Media yang digunakan adalah berupa CD (Compact Disc) installasi. Berikut dibawah ini adalah langkah-langkah untuk proses installasi sistem operasi Ubuntu 10.04 secara singkat. untuk proses penginstallan ubuntu tidak akan dijelaskan secara detail disini karena berada diluar pembahasan.
1. Urutan booting di BIOS (Basic Input/Output System) harus diubah dengan menjadikan CD-ROM sebagai urutan pertama.
2. CD installasi Ubuntu 10.04 yang pertama dimasukkan ke CD-ROM. Setelah booting, untuk menghemat waktu pilih Install ubuntu
3. Ikuti langkah-langkah yang di anjurkan oleh system, untuk ukuran partisi harddisk, siapkan ruang yang cukup untuk menampung data hasil proses remaster dan proses remaster
Untuk cara installasi linux ubuntu 10.04 lebih lanjut bisa merujuk pada artikel saya sebelumnya ato dokumentasi lainnya.
3. Menghapus seluruh baris pada file tersebut dan mengganti dengan baris-baris pada server repository lokal.
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu/ lucid-proposed main restricted universe multiverse
4. Melalui terminal, masukkan perintah berikut:
sudo apt-get update
melalaui perintah diatas secara otomatis system akan mengecek file-file repository proses ini akan memakan waktu beberapa menit, tunggu sampai proses ini selesai,
Remastersys sebenarnya adalah utilitas yang digunakan untuk melakukan fungsi back-up sistem menjadi sebuah Live-CD/DVD. Aplikasi ini secara default tidak terdapat pada paket repository resmi ubuntu. Untuk itu sebelum menginstall nya terlebih dahulu harus menambahkan daftar repository. Melalui terminal masukan perintah sebagai berikut
sudo gedit /etc/apt/sources.list
tambahkan perintah ini pada baris paling bawah
dilanjutkan dengan perintah
sudo apt-get install remastersys
Terdapat beberapa lingkungan Desktop (Desktop Envirovment) yang dapat dipilih untuk menggunakan GNU/Linux hasil remastering kita nantinya, berikut beberapa lingkungan desktop yang dapat yang kita pilih
Secara default ini merupakan lingkungan desktop yang digunakan pada Kbuntu, sehingga yang menggunakan Kbuntu tidak harus menginstallanya lagi, namun bagi anda yang menggunakan Ubuntu dan ingin menggunakan Desktop KDE sebagai Lingkungan Desktop dapat menginstallnya dengan perintah
sudo apt-get install kubuntu-desktop
Gambar 3.2 Desktop Kbuntu 10.04 KDE 4.0
XFCE merupakan lingkungan desktop yang juga dikembangkan dengan pustaka GTK, pustaka yang sama digunakan untuk mengembangkan GNOME, XFECE di klaim lebih ringan dari GNOME dan XFCE, Xubuntu merupakan versi ubuntu yang menggunakan XFEC sebagai default lingkungan desktopnya untuk anda yang menggunakan Ubuntu dan ingin menggunakan Desktop XFCE sebagai Lingkungan Desktop dapat menginstallnya dengan perintah
sudo apt-get install xubuntu-desktop
Gambar 3.3 Desktop Xbuntu 10.04 XFCE
LXDE merupakan sebuah lingkungan desktop pendatang baru yang diciptkan sebagai alternatif dari banyaknya Lingkungan desktop, LXDE memiliki tampilan menu bar yang lebih minimalis dengan kinerja yang relatif lebih cepat dari KDE maupun GNOME, Ubuntu juga sudah mulai menggunakan lingkungan Desktop ini dengan mengerluarkan Lubuntu versi ubuntu yang diklaim paling ringan, bagi anda yang ingin merasakan LXDE dapat menginstallnya dengan menginstallnya menggunakan perintah
sudo apt-get install lxde
Gambar 3.4 Desktop lxde
Pemilihan Lingkungan desktop tentunya akan sengat berpengaruh dengan antar muka pengguna dan beberapa aplikasi dasar, sebagai contoh KDE dibangun dengan Pustaka QT sedangkan Gnome dibangun menggunakan pustaka GTK, keduanya memiliki aplikasi editor text sendiri gedit pada Gnome dan kate pada KDE, dan keduanya memiliki fungsi yang sama. Seandainya nantinya kita ingin membuat sebuah Distro Linux yang memiliki lingkungan desktop yang lebih dari satu, diharapkan nantinya hanya mengikut sertakan salah satu aplikasi saja, karena biasanya hal ini akan membingunkan user, Perlu diketahui walupun Gedit merupakan editor bawaan Gnome tapi masih dapat berjalan di KDE selama pustaka-pustak yang diperlukan tersedia, begitu juga sebaliknya
Untuk menginstall aplikasi ini bisa menggunakan synaptic package manager dengan cara mengetikkan nama paket yang ingin di install. Perlu diketahui sebuah paket biasanya tidak berdiri sendiri, hingga biasanya paket yang kita install akan meminta menginstall paket lain yang saling berhubungan. Beberapa paket aplikasi yang kita inginkan mungkin tidak terdapat di repository resmi dan harus menambahkannya secara manual. Alternatif lain yang dapat dipilih untuk menginstall paket adalah melalui terminal, dapat dilakukan dengan mengetikan perintah dibawah ini pada terminal
sudo apt-get install nama-paket-aplikasi
sudo aptitude install nama-paket-aplikasi
Untuk menginstall paket debian secara manual pada terminal dapat menggunakan perintah
sudo dpkg -i nama-paket-aplikasi.deb
Untuk file binary dapat menggunakan perintah
sudo sh nama-paket-aplikasi.sh
sudo ./nama-paket-aplikasi.bin
sebagai contoh ada source file yang memberi petunjul seperti dibawah ini untuk menginstallnya
./make
Tidak dianjurkan bagi pengguna awal untuk menginstall paket dari source. Karena developer dari pengembang aplikasi sendiri, terkadang menggunakan pustaka khusus yang mungkin tidak terdapat pada sistem kita sehingga pada waktu proses compilasi akan terjadi error dan malah mengotori sistemuntuk mencari pustaka atau aplikasi berbasis debian bisa mencarinya disinihttp://www.debian.org/distrib/packageshttp://packages.ubuntu.com/
Dalam keadaan mendesak juga bisa menggunakan, Alien untuk menconvert file .rpm ke debian
sudo alien -d nama-paket-aplikasi.rpm
sebelumnya install dulu alien
sudo apt-get install alien
Setelah proses semua installasi paket berhasil maka hal lainnya yang harus dilakukan adalah mengupgrade paket-paket system dan memastikan bahwa semua paket-paket yang sebelumnya kita install berada pada versi yang paling baru, untuk melakukannya jalankan perintah dibawah ini pada terminal
sudo apt-get upgrade
Bagi sebagian orang yang sudah expert dapat saja menginstall kernel baru dari http://www.kernel.org/ dan mengkompilasinya agar dapat digunakan pada distribusi baru yang akan dibuat. Kernel yang digunakan jelas akan lebih baru dari yang dipakai oleh Ubuntu Lucid sendiri dan tentunya nantinya hanya sang pembuat yang dapat melakukan update kernel kembali.
Gambar 3.5 Installasi aplikasi menggunakan synaptic pm,apt-get dan aptitude
sebagai contoh disini saya ingin membuat permanent shortcut untuk memanggil aplikasi free pascal buka gedit
Encoding=UTF-8
aascal IDE for Linux
mpplication
hfy=true
Categori
Gambar 3.6 Menambahkan shortcut pada starmenu secara manual
Dianjurkan ketika selesai menginstall semua aplikasi untuk merestart sistem, hal ini dikarenakan beberapa aplikasi membutuhkan beberapa servis di load ulang untuk berjalan dengan benar, yang biasanya diaktifkan pada saat sistem boot kembali.
Merubah tampilan yang dimaksud disini adalah merubah segala macam atribut atau logo bawaan milik distro basis menjadi sesuai dengan yang kita inginkan, dan nantinya juga perubahan tampilan yang kita lakukan secara otomatis akan menjadi tampilan themes standar pada waktu distribusi GNU/Linux yang kita buat dijalankan secara live maupun ketika selesai diinstall sistem dan membuat user baru, Perubahan tampilan tersebut meliputi.
perlu diketahui sebelumnya bahwa di sistem GNU/Linux, terdapat folder atau lokasi yang hanya dapat diakses oleh user yang ditentukan dan file yang bisa diakses oleh semua user yang dibuat pada sistem tersebut termasuk akun root, dengan default hak akses read only kecuali root.
Gambar 3.7 folder letak file dan Settingan
Setiap perubahan yang anda lakukan pada tampilan desktop anda yang bisa dilakukan tanpa mengharuskan untuk mengisi password root seperti menginstall themes dan menambah wallpaper, tersimpan pada folder user tersebut, yang secara default berada pada
/home/nama_user
Gambar 3.9 GNU/Linu windows Seven style
Gambar 3.10 GNU/Linux Mac OS X Style
Langkah yang pertama harus dilakukan adalah mengcopykan semua themes yang berada di folder user (home) ke folder sistem berbagi (/usr/share/ untuk itu anda bisa melakukan hal sebagai berikut, cara ini merupakan cara alternatif yang penulis dapatkan (cara lain mun- gkin bisa anda coba dengan tujuan yang sama ) :
- Memindahkan semua file yang akan dijadikan background ke
/usr/share/backgrounds
/usr/share/icons
/usr/share/themes
/usr/share/icons
Gambar 3.11 hidden folder di home direktori
Gambar 3.12 Running application dialog
/usr/share/themes —→ copykan theme yang digunakan pada desktop
untuk yang telah memiliki pengalaman dalam moding dapat juga merubah sound login dan atribut lainnya yang diinginkan.
Gambar 3.13 Proses penyalinan file menggunakan nautilus explorer
ada empat buah folder penting yang menyimpan settingan yang tadi kita buat yang harus di copy kan ke folder /etc/skel yaitu
Dengan menggunakan nautilus Explorer copykan empat folder tersebut ke /etc/skel
Gambar 3.14 Proses penyalinan file menggunakan nautilus explorer
Bila sudah selesai menyalin (copy) semua file-file yang dibutuhkan, tutup jendela nautilus dengan akses root, karena akan sangat berbahaya berkerja dengan akses root. Bila tidak sengaja menghapus ataupun memodifikasi file sistem.
/usr/share/icons/ ← untuk icon
/usr/share/background/ ← untuk background
/usr/share/themes/ ← untuk tema
Untuk merubah tampilan welcome screen sesuai dengan yang kita inginkan dapat dilakukan dengan mengedit file gambar yang akan dijadikan background kemudian menyimpan nya di folder /usr/share/background. Dan menginstall themes dan Icon yang diinginkan seperti pada cara menginstall themes dan icon untuk desktop.
Gambar 3.15 Login Setting ( GDM Setup)
5. langkah terakhir pasang themes tersebut dengan cara Running Application tekan Alt+F2 ketikan perintah gksu -u gdm dbus-launch gnome-appearance-properties masukkan password root
Gambar 3.16 Appreance Themes untuk merubah tampilan GDM Login
Sebagai contoh disini saya menampilkan screenshoot dari GDM login Distribusi GNU/Linux yang saya buat. Disini saya menggunakan GTK Themes Mac4_lin dan memodifikasi Icon Ubuntu baru dengan BlackHat icon dan Background yang saya inginkan :)
Gambar 3.17 tampilan GDM Login yang telah diubah
Perubahan besar juga terjadi pada versi ubuntu lucid 10.04 dimana sudah menggunakan Plymouth sebagai bootscreen bandingkan dengan jaunty yang masih menggunkan usplash dan karmic yang menggunakan perpaduan xsplash dan usplash. plymouth atau boot screen adalah tampilan grafis yang ditampilkan saat sistem operasi diload setelah grub. Disini saya akan memberikan cara bagaimana mengedit Plymouth yang sudah ada dan memasukkan ke sistem.
Gambar 3.18 menginstall plymouth themes
Gambar 3.19 option untuk memilih plymouth themes
Pada terminal dapat dipilih plymouth theme mana yang akan kita gunakan, di sini saya menggunakan sabily themes sebagai plymouth. Untuk melihat perubahan theme plymouth yang kita pilih masukkan angka yang menunjukkan themes yang ingin dipilih dan tekan enter kemudian jalankan perintah ini pada terminal
sudo update-initramfs -u
Tunggu hingga selesai kemudia restart sistem untuk melihat perubahan
Gambar 3.20 Plymouth Sabily
Pengeditan bisa menggunakan software editing seperti gimp atau pengolah gambar lainnya bagi yang sudah mahir bisa mengedit file-file lain yang dianggap perlu atau membuat plymouth screen sendiri (bisa merujuk pada artikel lain yang membahas masalah tersebut)
Setelah itu jalankan perintah dibawah ini
sudo update-initramfs -u
perintah diatas untuk mengupdate initrd baru dengan plymouth theme yang baru. jika perintah tersebut tidak dijalankan perubahan yang terjadi pada plymouth biasanya hanya pada themes sewaktu pc di shutdown/reboot tidak pada saat PC di boot.
Sebelumnya perlu diketahui perubahan ini dilakukan untuk bootloader pada LiveCD GNU/Linux, bukan untuk system yang terinstall keharddisk. Bootloader adalah tampilan yang akan menampilkan pilihan boot sekaligus meload system operasi dari disk. Untuk merubah tampilan dapat dilakukan dengan membuat sebuah gambar dengan format png 640×468 menggunakan GIMP atau software picture editing lainnya beri nama splash.png Kemudian copykan ke folder /etc/remastersys/isolinux
untuk merubah tampilan GRUB yang ada pada sistem yang akan terinstall bisa menggunakan grub splash image atau menggunakan burg (pembahasan lebih lanjut bisa merujuk artikel lain)
Edit isi file tersebut dan berikan nama sesuai dengan keinginan anda, misalnya saya disini memberi nama distribusi baru saya GNU/Linux (untuk file lsb_release)
DISTRIB_RELEASE=1.04
i"GNU/Linux 1.04"
d
Untuk melihat perubahan nama dari distribusi yang anda berikan update grub
sudo update-grub\\
lalu restart komputer anda, maka akan terlihat di list grub system operasi yang berubah menjadi
GNU/Linux, with Linux 2.6.32-22-generic (recovery mode)
Perubahan ini juga bisa dilihat di system monitor (task manager ubuntu) atau mengetikan perintah dibawah ini diterminal
lsb_release -a
- Pada penggunaan Burg gambar ubuntu pada list sistem operasi yang semula ubuntu maka akan berubaha menjadi tanda tanya hal ini dikarenakan burg membaca bahwasistem operasi tidak di kenali dan merupakan Distribusi Linux baru, untuk hal ini bisa di siasati dengan mengedit file di /boot/burg/themes/icons yang memiliki nama grey , hover, large, small lalu menyiapkan 4 file yang akan dijadikan icon berupa file PNG dengan ukuran dan jumlah warna yang berbeda.
Sebelum memulai proses remaster, pastikan untuk menghapus setiap file temporary yang tidak lagi diperlukan, untuk memperkecil ukuran image dan agar proses load image nantinya cepat. Cara yang penulis lakukan adalah menjalankan perintah di bawah ini :
# sudop rm -rf /tmp/*
Remastersys dapat dioperasikan dengan dua cara yaitu mode teks menggunakan perintah shell maupun modus grafis melalui menu administrasi. Untuk merubah nama file iso yang akan kita buat menggunakan remastersys terlebih dahulu edit file konfigurasi remastersys dengan mengetikan perintah dibawah ini
sudo gedit /etc/remastersys.conf
Proses ini akan memakan ruang harddisk yang sangat besar hingga jika kita selesai dan memburning image ke disc dapat menghapus file image dan temporary yang dibuat dengan mengetikan perintah dibawah ini pada terminal
sudo remastersys clean
Jangan menjalankan perintah sebelum memindahkan image ISO hasil yang anda buat , karena perintah diatas akan menghapus semua hasil kerja anda dengan remastersys
Ada baiknya sebelum memburning image ke cd atau dvd mencoba dulu di virtual machine bisa menggunaka VirtualBox,VMware atau KVM sesuai selera. Untuk penggunaan Virtual Machine bisa merujuk pada artikel lain atau merujuk artikel saya selanjutnya :)
*pada beberapa keadaan hasil image Iso dari remastersy untuk Ubuntu Lucid 10.04 tidak dapat di boot lihat di Bab 4 untuk memperbaikinya.
SAMPAI DISINI ANDA SUDAH SIAP DAN BISA MEMBUAT DISTRIBUSI LINUX BARU BERBASIS UBUNTU, BAB SELANJUTNYA HANYALAH TAMBAHAN :D
Tambahan
Didalam bab ini akan dibahas mengenai materi tambahan seputar meremaster distribusi GNU/Linux menggunakan Ubuntu secara khusus dan dapat juga diterapkan pada distribusi lainnya secara umum.4.1 Mengganti Bootloader remastersysSalah satu kelemahan dari bootloader milik remastersys hasil dari distro remastersys adalah tidak adanya pilihan untuk memilih bahasa pada saat meload sistem operasi seperti yang umumnya dijumpai pada kebanyakan distribusi turunan Ubuntu. Di sini saya akan memberitahukan bagaimana cara mengganti bootloader miliki remastersys yang kaku, tentunya yang juga bisa dimodifikasi dengan logo distribusi GNU/Linux baru kita. Untuk melakukan hal ini ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Gambar 4.1 Settingan remastersys
- splash.png - splash.pcx - blank.pcx
3. setelah itu copykan kedua folder tersebut kedirektori kerja remastersy di folder /ISOTMP overwrite atau sebelumnya hapus dahulu folder/isolinux /preseed yang berada di folder tersebut. Direktori kerja tempat remastersys merupakan milih root, gunakan akses root untuk menghapusnya dapat menggunakan perintah sudo rm atau gksu nautilus (seperti yang diberitahu sebelumnya )
Gambar 4.2 direktori kerja remasters (folder yang di overwrite)
disitu kita bisa melihat “Lucid_Remix” sebagai nama internal yang saya gunakan
- Bootloader error hal ini sendiri pernah dialami penulis, cara mengatasi nya adalah dengan mengganti bootloader milik remastersys seperti cara yang diatas, atau dapat juga dengan cara mengcopykan file /etc/remastersys/isolinux/isolinux.cfg.vesamenu ke direktori kerja remastersys /ISOTMP/isolinux, terlebih dahulu hapus file isolinux.cfg pada direktori kerja remastersys /ISOTMP/isolinux, kemudian rename isolinux.cfg.vesamenu menjadi isolinux.cfg lalu buat iso image dengan mkisofs seperti cara yang dijelaskan sebelumnya.
Gambar 4.5 Proses remaster menggunakan Reconstructo
Perlu diketahui dibelakang jendela reconstructor terdapat terminal yang menggambarkan proses sebenarnya yang tenga berlangsung, jangan ditutup. Untuk beralih dari proses nomor 3 ke nomor 4, sendiri memakan waktu yang cukup lama, tergantung dari spesifikasi hardware yang dimiliki dan ukuran image iso. Walaupun pada jendela reconstructor seperti tidak merespon pada saat proses 3 ke 4 jangan menutup nya secara paksa karena proses ini memang memakan waktu cukup lama, untuk melihat proses yang berjalan dapat melihat di jendela terminal yang terbuaka dibelakangnya.
Gambar 4.6 Proses remaster menggunakan Reconstructor
Untuk lebih jelas mengenai reconstructor dapat merujuk artikel lain yang terkait.
- Semua materi diatas sudah pernah di coba dan Alhamdulillah berhasil
== SAMPAI JUMPA DI ARTIKEL SELANJUTNYA ==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar